Senin, 14 Mei 2012
Akhir yang Bahagia
Perasaan tertatih tatih ini aku harap menghilang terbang
Terhapus oleh harapan ku
Harapan bagaikan sinaran abadi yang pasti
Seperti matahari yg pasti akan terbit pada setiap pagi hari
Tidak ada yang tau akan rencana Tuhan atas kehidupan
yang aku perlu hanya memahami misteri Ilahi
Dan Merasakan kasih setia atas penyertaaNYA yang luar biasa
Trima kasih Tuhan ku Engkau Maha baik
Sesalah apapun langkah yg aku ambil dalam hidup ku
Aku akan tetap memegang tanggan Mu Tuhan ku Yesus Kristus
Kerena aku memerlukan pengampunan yang dari Mu Tuhan ku
Dan limpahkan rahmat dan berkat dari Mu Tuhan ku,
yang senantiasa kuperlukan dalam hidup
Ucapanan Syukur ku yg tiada berkesudahan,
Dalam segala hal hari hari adalah belajar
Belajar lebih baik dan lebih baik
Sampai akhirnya kutemui bahagia
Menyatu
Duduk dalam diam menatap malam yang berkabut
Taburan cahaya sinaran lampu lampu yang tampak jelas
Dan menatap kejauhan,sang cahaya itu masih nampak bersinar
Laksana pelita lentera menerangi semesta.
aku merasakan hadir mu
Nafas mu semilir angin mengusap lembut
Sukma raga ku
Aku merenggut mu dalam tarikan nafas dalam
Membasuh mengisi paru2 ku
Menjalar keseluruh nadi ku
Engkau memasuki ku
Menyatu dalam satu nafas kehidupan.
Menggenggam hati
Aku membunuh minatmu
Atas semua wanita lain
Karena aku menggenggam hati mu
Dan mengukir indah nama ku
Seperti kamu menggenggam hati ku
Mengukir nama mu dalam patrian
Yang kemilau
Bercahaya bagaikan bulan bintang menyinari malam.
Membelah malam
Malam akan kubelah dengan lari seribu langkah
Jikalau surat pembebasan ku selesai
Tergeletak diatas meja
Menunggu ku menggenggamnya
Setelah itu aku sobek sobek
Sampai menjadi debu
Agar aku lupa semua pilu ku
Hari esok pasti jauh lebih baik,bersinar seperti janji Tuhan ku
Minggu, 13 Mei 2012
aku ini tabut berkat
Jiwa ku bergelora bagaikan lautan
Yang mencari pantainya
Untuk menghempaskan obaknya
Raga ku gamang mencari tempatnya berpegang
Aku berharap ada jiwa yang selapang samudra raya
Tempat ku melabuh
Dan aku disambut dengan suka cita,sorak sorai
Karena aku ini tabut berkat suka cita yang membawa kedamaian
Putri cantik ku
Aku dipertapaan ku
Sudah sampai titik yang membiru karena rindu ku
Rindu yang tersekat oleh keadaan dan waktu
Ku rangkai butiran manik manik rindu ku
Dan butiran butiran pengertian mu putri ku
Tersemat bandulan cinta abadi nan kemilau
Kujadikan kalung penghias leher jenjeng mu putri cantik ku
Penari
Bersama sama Dewa Dewi
Aku berada dikepingan Nirwana
Menatap bulan dan bintang
Menerangi malam
Bidadari menari gemulai
Bermain main dengan sudut mata menawan
Kipas melambai lambai menglingkar jemari lentik
Dengan iringan gemelan,gong menggaung
Gemerincing hentaknan kaki mereka
Menggetarkan bumi Dewata
Berjalan melembutkan sukma jiwa
Aku merangkak dan berlari
Menjauh dari Prahara
Kekejaman dan pengampunan sesaat
Mematahkan sayap ku
Menjadikan aku hilang keseimbangan
Dan aku ketakutan bagai pengecut
Berdiam dalam kehieningan alam
Berjalan mengikuti air sungai yang mengalir
Menderu sejuk
Mendinginkan dan melembutkan sukma jiwa ku
Jiwa yang tdk pernah bertemu
Kata kata sudah tidak memiliki kekuatan untuk menghibur ku
Namun aku mendengar gema fikiran mereka
Dan ketika kebenaran menunjukan diri nya pada ku
Aku mendapati diri ku terpenjara oleh keharusan
Aku tidak mampu memberikan cinta ku
Sebagai imbalan atas ke darmawanan mu yang tidak setia
Jiwa kita tidak pernah bertemu
berjalan dengan arah yg berbeda
Alam Dewata
Bersahabatlah dengan ku alam
Hentikan sejenak rintik hujan mu
Sudah terbasuhi alam dewata oleh rinai hujan malam
Ijinkan Mentari bersinar
Gemerisik sungai kecil menyerukan rahasia alam
Burung burung merentangkan sayapnya
terbang bebas mengarungi keabadian alam raya milik mereka
Disini aku siap melangkah bebas dalam norma hukum agama
Berpayung ranting ranting terayun ayun gemulai
Melengkung merimbun
Kemilau cahaya matahari merekah
Menembus dedaunan mengiring langkah ku
Segeralah
Kebahagian penuh cinta
Segeralah meluncur kepada ku
Selicin minyak zaitun narwastu
Membasuh jiwa yang sudah meranggas
Kerontang bagai ranting yang siap melayu
Menunggu datangnya air membasuh pupus kering
Ruang ku
Tertata apik merenda,wangi
Menyambut mu bahagia
Dengan rasa keabadian cinta yang tumbuh bersemi
Pelangi ku
Tidur terlelap dalam hening ku
Membuka mata menatap indahnya semesta
Berselimut rinai hujan pagi
Yang mulai mereda
Sinar fajar yang lembut malu malu
Hampir tiba merayap dalam ruang ku
Menghangkan jiwa ini
Menggerakan raga utk melangkah menginjak bumi
Menatap indahnya cakrawala
Berbingkai pelangi penuh warna megah
Menghiasi langit ku
Di pertapaan yang hening
Ini adakah pertanda Baik dari Sang Maha Penguasa semesta
Hanya Engkau Tuhan ku yang aku perlu
Menuntun langkahku
Menuju rencana indah Mu atas ku
Berlabuhlah
Aku berdiri di bukit pengharapan
Menatap samudra luas
Menanti kapalmu berlabuh di labirin hati ku
Buih buih rindu mu bergulung gulung
Mendorong laju cepatnya kapal mu
Berpandar untuk kita bertemu merangkul
Masihkah ...
Aku terperanjat atas waktu yang sudah berlalu
Dalam jiwa yang diam
Seribu tanya tak terjawab
Masih pantaskah aku berharap
Sudah lama waktu memisahkan kita
Masihkah bahasa kalbu kita bermakna sama
Masihkah pengertian dan kepahaman itu dalam satu warna yang sama Putih
Dalam jiwa dan kalbu yang saling merangkul mesra
Langganan:
Postingan (Atom)